animasi-bergerak-selamat-datang-0074

Selasa, 03 November 2015

Farmasi Klinis


Dunia FarmasiClinical Resources and Audit Group (1996) mendefinisikan farmasi klinik sebagai “ A discipline concerned with the application of pharmaceutical expertise to help maximise drug efficacy and minimize drug toxicity in individual patients”. Menurut Siregar (2004) farmasi klinis didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu kesehatan yang bertanggung jawab  untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan sesuai dengan kebutuhan pasien, melalui penerapan pengetahuan dan berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pelatihan yang terstruktur. Dapat dirumuskan tujuan farmasi klinis yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat, meminimalkan resiko/toksisitas obat, meminimalkan biaya obat. baca juga efek samping obat dan cara penanganannya
Kegiatan farmasi klinis yaitu memberikan saran professional pada saat peresepan dan setelah peresepan.Kegiatan farmasi klinik sebelum peresepan meliputi setiap kegiatan yang mempengaruhi kebijakan  peresepan seperti
  1.  penyusunan formularium rumah sakit
  1.  mendukung informasi dalam menetapkan kebijakan peresepan rumah sakit
  1.  evaluasi obat
Kegiatan farmasi klinik selama peresapan contohnya adalah
  1.  memberikan saran profesional kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait dengan terapi pada saat peresepan sedang dilakukan.
Sedangkan kegiatan farmasi klinik sesudah peresepan yaitu
  1. setiap kegiatan yang berfokus kepada pengoreksian dan penyempurnaan peresepan, seperti  monitoring DRPs, monitoring efek obat, outcome research dan Drug Use Evaluation (DUE).
Farmasis klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya  Drug Related Problems (DRPs).  Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang menyangkut terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual hasil akhir pasien. Menurut Koda-Kimble (2005), DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :
  1. Kebutuhan akan obat (drug needed)
  • Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
  • Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi
  • Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non compliance)
  1. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)
  • Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat
  • Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada
  • Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat
  • Duplikasi terapi
  • Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah
  • Obat tidak ada diformularium
  • Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien
  1. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)
  • Dosis terlalu tinggi
  • Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)
  • Dosis terlalu rendah
  • Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)
  • Ketidaktepatan interval dosis
  1. Efek buruk obat (adverse drug reaction)
  • Efek samping
  • Alergi
  • Obat memicu kerusakan tubuh
  • Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium
  1. Interaksi obat (drug interaction)
  • Interaksi antara obat dengan obat/herbal
  • Interaksi obat dengan makanan
  • Interaksi obat dengan pengujian laboratorium
Kegiatan farmasi klinik memiliki karakteristik, antara lain : berorientsi kepada pasien; terlibat langsung dalam perawatan pasien; bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah pengobatan dimulai atau memberikan informasi jika diperlukan; bersifat aktif, dengan memberikan masukan kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait dengan pengobatan pasien; bertanggung jawab terhadap setiap saran yang diberikan; menjadi mitra sejajar dengan profesi kesehatan lainnya (dokter, perawat dan tenga kesehatan lainnya). 
Keterampilan dalam melakukan praktek farmasi klinik memerlukan pemahaman keilmuan, seperti :
  1. Konsep-konsep penyakit (anatomi dan fisiologi manusia, patofisiologi penyakit, patogenesis penyakit)
  1. Penatalaksanaan Penyakit (farmakologi, farmakoterapi dan product knowledge)
  1. Teknik komunikasi dan konseling pasien
  1. Pemahaman Evidence Based Medicine (EBM)  dan kemampuan melakukan penelusurannya
  1. Keilmuan farmasi praktis lainnya (farmakokinetik klinik, farmakologi, mekanisme kerja obat, farmasetika)


Selasa, 18 Agustus 2015

Fakta atau Mitos

Mitos / fakta seputar dunia farmasi



Haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Faramasi ...........
sebenarnya saya masih belum punya ide untuk menulis tentang dunia farmasi. Kali ini saya akan menulis tentang mitos atau fakta seputar dunia farmasi, khususnya tentang yg berprofesi sebagai Asisten Apoteker (AA). Kenapa lebih menjurus ke AA, yaa karena saya adalah seorang AA yang sebentar lagi akan bermetamorfosa untuk menjadi seorang Apoteker :)

Berikut ini beberapa mitos yang beredar seputar jurusan farmasi:

1.    Kuliah di jurusan farmasi itu biayanya mahal
“kuliah di jurusan farmasi itu biayanya mahal” Ini adalah respon pertama yang sering saya dengar ketika orang lain bertanya saya kuliah dijurusan apa, dan saya jawab, “jurusan D3 farmasi”. Dan adalagi ni.. harga bukunya juga mahal2. –‘

Faktanya:
Kalau menurut saya masalah biaya itu relative. Karena bagi anak yang orang tuanya kaya dan berpenghasilan tinggi yaa kuliah di farmasi itu gak mahal2 amat, tapi gak bisa dibilang murah juga siih. Intinya yang namanya kuliah itu ya pastilah kita bakalan ngeluarin uang banyak, uang buat biaya hidup, buat bayar kost, buat nonton, makan2, beli buku kuliah, dan kalau kuliah jurusan farmasi itu kita akan mengeluarkan biaya lain2 yang tak terduga seperti beli kertas perkamen, sendok tandu, pipet tetes, handscon, masker,tutup kepala, botol sirup, pot salep de el el lah pokoknya, yang pasti semua itu adalah alat yang digunakan dan beberapa ada yang wajib dimiliki secara personal oleh setiap mahasiswa kalau praktikum :D ini berdasarkan pengalaman pribadi saya lho ya waktu kuliah D3 farmasi. Kalau biaya kuliah yang wajib dibayar setiap semesternya itu, berdasarkan hasil survey dan menurut pengamatan saya, biayanya hampir sama dengan biaya kuliah jurusan kesehatan yang lain kecuali dokter dan dokter gigi. Itu mah gak usah kita banding2kan lagi :D bedanya tipis lah.. sekitas 100-150ribu. Saya masih bisa bilang “tipis” karena saya belum bekerja, tapi saya tau gimana rasanya nyari uang *loh. Iyaaa.. karena saya pernah bekerja sebentar menunggu wisuda :D
Kalau saya jelaskan kenapa kuliah dikesehatan itu biayanya agak lebih mahal karena kuliah di farmasi banyak praktikum, praktikum itu perlu alat dan bahan yang harus dibeli secara berkesinambungan dan untuk biaya praktek di RS, Apotek, Puskesmas, Gudang Farmasi, dll.

Ada lagi nih mitos yang beredar selain biaya kuliah nya mahal, yaitu…. Buku2 anak kesehatan itu mahal..:D berdasarkan pengalaman saya selama saya kuliah, saya belum pernah beli buku yang harganya mahal.. yang harganya 200lebih tdk pernah saya beli. Meskipun ada sih buku tentang kefarmasian yang harganya berkisar 500rb-1jt, tapi buku itu tdk wajib kita miliki dan itu bisa kita temukan diperpustakaan kampus (Insha Allah). Lagian ni ya sekarang kan kita bisa sering2 googling kalau mau cari informasi apapun, Insha Allah gak ketinggalan berita deh.. gak mesti harus beli buku banyak2 juga keules.. tp punya banyak buku lebih bagus siih :D kalau saya siih beli buku yang wajib2 aja kayak ISO Indonesia, MIMs, ISO farmasoterapi, dll tapi yg pasti kalian jgn ngebayangin bukunya tipis lho yaa…:D yang pasti buku nya bisa dijadikan bantal buat tidur. Kalau saya siih sering saya jadikan guling :D #iniserius
Kalau mau nyari buku yang harganya terjangkau alias murah (gak semurah buku tulis lho yaa), itu kita belinya di toko buku biasa aja, jangan di gramedia atau yg sejenisnya :D karena disana mereka jual yang asli, ya pastilah mahal.. kalau kita beli di toko buku biasa atau di toko buku2 bekas, kita bisa beli buku bekas yang masih bagus dan buku copy-an yang harga nya bisa ditawar ahahahaha, kalo kalian jago nawar, pasti bisaa lah ditawar.. ahahahahahaa. Kalopun ada buku yang harganya mahal banget yang harus kalian baca u/ referensi tugas, ya gak harus (baca:gak usah) kalian beli laah.. kalian kan bisa pinjam bentar buat liat-liat (modus) :D dan biasanya buku2 mahal itu ada diperpustakaan :v

2.    Kuliah dijurusan farmasi itu gampang dapat kerja dan gajinya tinggi
Sudah bukan rahasia lagi, kalau beberapa orang tua menginginkan anaknya agar masuk jurusan tertentu agar cepat dapat kerja dan kehidupan finansial mereka terjamin. Begitu juga dengan kedua orang tua saya. Pernah suatu ketika waktu menunggu antrian di bank, Ibu saya sempat ngobrol dengan salah seorang pengantri. Dan setelah bercerita panjang lebar, akhirnya pengantri tersebut bertanya saya kuliah di mana, Ibu saya pun bercerita kalau saya kuliah di jurusan farmasi.
Dan pernyataan Ibu saya tersebut pun direspon dengan sangat positif olehnya. Katanya dia punya keluarga lulusan farmasi. Dan sekarang pastinya dia sudah bekerja jadi PNS sebagai Apoteker pelaksana di salah satu instandi pemerintahan. Sekarang, mana ada sih orang tua yang gak mau anaknya jadi PNS :D

Faktanya:
Lulusan S1 farmasi +apoteker, itu gajinya memang lumayan besar. Tapi tidak sebesar gaji lulusan pertambangan dan perminyakan atau pun TI. Tapi itu semua bergantung pada tempat kerja kita. Kalau kita bekerja di sebuah industry obat / kosmetik/ obat tradisional yang besar dan maju, ya pasti lah gajinya tinggi. Tapi kalau kita memilih untuk jadi PNS ya tergantung dari jabatan yang kita pilih.. kalau latar belakang pendidikan kita Cuma D3 farmasi itu kita cuma berada di golonga IIc, tapi kalau kita ngambil jenjang S1 farmasi+Apoteker, golongan kita yaa lebih tinggi yaitu IIIb (setara dengan jabatan dokter pertama dan dokter gigi pertama). Beda lagi kalau misalnya kita bekerja sebagai tenaga honorer atau kontrak atau bekerja di PBF, gajinya bisa lebih tinggi atau bahkan malah lebih rendah. Apalagi kalau kita bekerja di Apotek yang gak ada praktek dokternya, sebagai info saja, teman saya yang kerja di Apotek biasa/klinik/tenaga honorer di salah 1 RS swasta atau milik pemerintah atau di puskesmas, dia malah kerja di 2 tempat, alasannya ya karena gajinya sedikit dan mengharuskan dia untuk kerja ditempat lain juga J kebayang dong capeknya kayak gimana.

Kalau masalah gampang cari kerja itu sih memang iya.. pernyataan ini akan “iya” jika kita berprofesi sebagai Asisten Apoteker karena biasanya, bukan biasanya lagi, tapi faktanya AA itu lebih banyak diperlukan dibandingkan dengan Apoteker, contohnya di Puskesmas Cuma perlu 1 Apoteker, tapi AAnya bisa 2 orang lhoo.. nah dari situ aja sudah bisa dibandingkan dan dibayangkan dong. Apalagi kalau rumah sakit dan apotek seperti Kimia farma atau K24 atau yang sejenisnya :v
Dan bagi yang mau CPNS ni yaaa.. saya sudah survey dan saya bandingkan ternyata Asisten Apoteker Pelaksana itu lebih banyak diperlukan dari pada Apoteker Pertama, kecuali u/ CPNS BPOM.tapi.. gaji Apoteker memang lebih tinggi dari pada AA :D Naah kan.. artinya dari setiap jurusan itu ada kurang dan lebihnya. Selain itu lulusan farmasi juga bisa jadi medref dan masih banyak lagi. Jadi kalau lulusan farmasi itu gampang dapat kerja itu memang benar. Dan syaratnya adalah kalau kita berusaha mencari dan mau bekerja di tempat itu. Dan itu semua tergantung dari rezeki kita masing2.. ada juga lhoo beberapa dari teman saya yang sampai sekarang belum dapat kerjaan J entah lah saya tdk tau kenapa. Tapi sepengetahuan saya, sekarang masih ada banyak lowongan kerja bagi lulusan D3 farmasi dan S1 Farmasi+Apoteker.

3.    Kuliah di jurusan farmasi itu ngapalin obat
Kalau yang satu ini ada bener ada gaknya juga sih :D

Faktanya:
Selama saya kuliah kita diwajibkan ngafalin nama obat dan khasiat obat itu Cuma pas mau praktikum mata kuliah tertentu. Atau pas lagi kita kena hukuman, selebihnya yaa terserah kita mau ngapalin atau gak. Kalau ngapalin semua obat sih gak mungkin, buat apa ada buku ISO Indonesia atau MIMS di apotek kalau kita harus ngapalin semua obat. Paling tidak yaa.. kalau kita sudah bekerja kita tau (hapal) dulu obat2 yang fast movingdi apotek tempat kita bekerja dan obat2 yang tersedia di apotek kita jadi kalau ada konsumen/pasien dating kita gak perlu lama2 nyari tu obat :v
Kalau masih kuliah, minimal kita tau lah dengan obat2 dewa dan obat2 yang banyak beredar di pasaran jadi kalau kita pulang kampong, ada tetangga yang nanyain ttg obat, kita bisa jawab dan gak malu2in. :D sudah buakn rahasia lagi, bagi mahasiswa farmasi kalau libur dan pulang kampong ada aja tetangga yang suka iseng dan ada juga lho yang beneran nanya karena dia lagi sakit ttg obat apa yang sebaiknya dia minum. Kalau kita bisa jawab kan seneng dan bangga tuuh ama diri sendiri.. bahagainya itu disini *nunjukkehati

4.    Anak farmasi itu jago tentang obat-obatan
Ini salah satu fakta paling absurd sedunia :D. yang harus diingat dan dicatat itu adalah gak semua anak farmasi itu jago obat2an. Karena gak ada tuh mata kuliah di farmasi yang full ngebahas masalah obat. Kayak Obat A khasiat nya ini, ESO nya itu, cara minumnya begini dan begitu. Itu semua kita dapat karena kita sering buka buku ISO Indonesia dan MIMs. Kalu dimata kuliah mah kagak ada.. sebagai info aja ni yee.. kuliah dijurusan farmasi itu di semester awal kita dapat mata kuliah, matematika, bahasa Indonesia, b.inggris, pendidikan Agama, Ekomoni, biologi farmasi, fisika farmasi, Kimia Dasar, anatomi fisiologi manusia (kayak jurusan kedokteran juga :D), farmaserika dasar.. farmakologi dasar.. pokoknya yang dasar2 deeh..kurang lebih mata pelajaran anak IPA SMA laah.. tapi kalau sudah masuk semester 2,3,4,5,6,7,8 baru deh mulai puyeng.. :D karena kita ditingkat yang lebih tinggi belajar lebih dalam tentang Farmakologi, farmakoterapi, farmakokinetik, Interaksi Obat dan Efek Samping Obat, farmasetika, kimia farmasi, farmasi klinik, teknologi farmasi, farmasi rumah sakit, analisis fisikokimia, farmakognosi, fitokimia dan masih banyaaak lagi.
Jadi mahasiswa farmasi itu menyenangkan, tapi susah dijalani.
Seperti yang pernah saya baca di blog slah satu anak TI, katanya: Kuliah di Teknik Informatika itu nggak ada matinya! yang ada sekarat terus-terusan!
Naah.. kuliah difarmasi juga gitu.. begini ni.. “Kuliah di farmasi itu nggak ada matinya! yang ada sekarat terus-terusan!” Ahahahahaa.. bercanda :D

Pandangan masyarakat tentang Farmasi?

PANDANGAN SEBELAH MATA
TENTANG FARMASI
Hasil gambar untuk farmasi

Kata “ Farmasi “ sudah taka asing lagi di telinga kita, jika kita mendengar kata itu pasti yang terlintas di pikiran kita adalah obat – obatan, dari dulu banyak masyarakat yang mengira bahwa farmasi hanyalah salah satu tenaga kesehatan namun tidak sesederhana itu, farmasi adalah sebuah bidang yang besar. Farmasi merupakan kombinasi antara ilmu kimia dan kesehatan, dimana bidang ini mempunyai tanggung jawab memastikan efektifitas, penggunaan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.

Oleh karna itu, ruang lingkup praktik farmasi juga mencakup praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan obat. Sedangkan orang yang ahli di bidang farmasi di sebut apoteker ( farmasis ) yaitu gelar profesi untuk orang dengan keahlian di bidang farmasi. Sementara, batasan farmasi menurut kamus adalah seni dan ilmu meracik serta menyerahkan atau membagikan obat, bisa dikataknan farmasi ini bidang ke ilmuan nya, sedangkan farmasis / apoteker adalah subjek ( seseorang ) yang meracik dan menyerahkan atau membagikan obat.

Clinical Resources and Audit Group ( 1996 ) mendefinisikan farmasi klinik sebagai “ A discipline concerned with the application of pharmaceutical expertise to help maximize drug efficacy and minimize drug toxicity in individual patients “. Menurut Siregar ( 2004 ) farmasi klinik didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu kesehatan yang bertanggung jawab untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan sesuai dengan kebutuhan pasien, melalui penerapan pengetahuan dan berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pelatihan yang terstruktur. Dapat dirumuskan tujuan farmasi klinik yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat, meminimalkan resiko obat, dan meminimalkan biaya obat.

Kegiatan farmasi klinik yaitu memberikan saran professional pada saat peresepan dan setelah peresepan. Kegiatan farmasi klinik sebelum peresepan meliputi setiap kegiatan yang mempengaruhi kegiatan kebijakn peresepan seperti :
Penyusunan formularium rumah sakit .
Mendukung informasi dalam menetapkan kebijakan peresepan rumah sakit.
Evaluasi obat.

Farmasis klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya Drug Related Problems (DRPs). Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang menyangkut terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual hasil akhir pasien. Menurut Koda-Kimble (2005), DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan obat (drug needed)
a. Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
b. Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi
c. Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non compliance)

2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)
a. Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat
b. Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada
c. Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat
d. Duplikasi terapi
c. Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah
d. Obat tidak ada diformularium
e. Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien

3. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)
a. Dosis terlalu tinggi
b. Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)
c. Dosis terlalu rendah
d. Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)
e. Ketidaktepatan interval dosis

4. Efek buruk obat (adverse drug reaction)
a. Efek samping
b. Alergi
c. Obat memicu kerusakan tubuh
d. Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium

5. Interaksi obat (drug interaction)
a. Interaksi antara obat dengan obat/herbal
b. Interaksi obat dengan makanan
c. Interaksi obat dengan pengujian laboratorium

Kalau soal lapangan kerja, tidak diragukan lagi karna fermasi mempenyai wawasan kerja yang sangat luas. Ada sekitar 969 pekerjaan yang dapat di pilih para lulusan – lulusan farmasi dan apoteker, diantaranya : apoteker, asisten apoteker, staff teknis bioanalisa ( BA / BE ), perawat, sales promotion officer, analis laboratorium, production staff.

Fakta Unik anak Farmasi



97 Fakta Unik Anak Farmasi


Hasil gambar untuk farmasi


1. Pada saat SMA, anak farmasi adalah anak IPA *ya iyalah!*
2. 99,9% anak farmasi non SMF stres pada saat praktikum farmasetika
3. 99,9% anak farmasi non SMF mejanya berantakan pada praktikum farmasetika perdana
4. Anak farmasi mendadak jago gambar daun-daunan pada saat praktikum Botani
5. Atau mendadak jago gambar mikroba pas praktikum Mikrobiologi
6. Atau mendadak jago baca sandi rumput pas elusidasi struktur hasil spektrofotometri
7. Anak farmasi pernah membaca buku ‘Ilmu Meracik Obat’
8. Anak farmasi selalu berlindung di balik kata-kata ‘lege artis’ untuk setiap penyimpangan prosedur
9. Anak farmasi lebih tahu buku ‘Formularium Medicamentorium Nederlandicum’ daripada kitab Mpu Gandring
10. Pakaian kebesaran anak farmasi adalah jas lab
11. Anak farmasi pernah lari-lari pakai jas lab
12. Anak farmasi yang gaul pernah naik motor pakai jas lab yang berkibar-kibar
13. Anak farmasi rajin bawa kain lap
14. Anak farmasi tampak study oriented karena mukanya sekucel lap
15. Anak farmasi pernah menyampirkan lap di bahu
16. Sebagian kecil anak farmasi pernah dimarahi dosen karena menyampirkan lap di bahu
17. Katanya, “kamu mau jadi pembantu atau mau praktikum?”
18. Oh, itu tadi pengalaman yang punya blog, sih
19. Jas lab anak farmasi pasti penuh noda, kalau nggak bernoda pasti nggak pernah praktikum
20. Anak farmasi pernah bikin laporan praktikum di depan lab atau di dalam lab
22. Anak farmasi mayoritas cewek, dengan keberadaan cowok antara 1:3 hingga 1:20
23. Makanya, anak farmasi cewek doyan jajan di kantin dekat Teknik, dengan tujuan penyegaran mata
24. Anak farmasi nggak pernah merokok di lemari asam
25. Anak farmasi pernah menggendong buku farmakope biar tampak kece
26. Atau kamus Dorland
27. Anak farmasi rajin begadang
28. Anak farmasi tahan bau mencit, berikut kotorannya
29. Anak farmasi tetap bisa makan dengan lahap meski ada bau kotoran mencit
30. Atau bau amoniak
31. Anak farmasi pernah bolos kuliah (2-3 SKS) untuk mengerjakan laporan praktikum (1 SKS). Aneh ya?
32. Sebagian anak farmasi takut pegang kuvet
33. Atau piknometer
34. Atau polarimeter
35. Soalnya mahal!
36. Asisten praktikum sering bilang “ini mahal” supaya praktikan hati-hati
37. Anak farmasi yang kece pernah bikin granul dengan remasan tangan
38. Anak farmasi meyakini bahwa memberi makan balita lebih mudah daripada mencit, dengan injeksi per oral
39. Anak farmasi pernah menimbang eeknya mencit
40. Anak farmasi ogah pakai sarung tangan kalau pegang mencit
41. Anak farmasi ogah pegang tikus kalau nggak pakai sarung tangan
42. Membunuh mencit adalah perbuatan yang terpaksa dilakukan anak farmasi demi kepentingan ilmu pengetahuan
43. Sebagian besar anak farmasi pernah membunuh mencit secara tidak sengaja
44. Anak farmasi senang praktikum, tapi ogah bikin laporan
45. Anak farmasi nggak suka pre-test
46. Juga post-test
47. Demikian pula UTS dan UAS
48. Anak farmasi cowok adalah probandus utama untuk sampel darah dan sampel urine
49. Anak farmasi tetap mengeluh ketika disuruh bawa sampel urine, padahal kalau anak KU malah disuruh bawa feces dan sperma
50. Sebagian besar anak farmasi cowok tahu soal kurva baku karena diajarin teman yang cewek, bukan dari dosen
51. Probabilitas cinta lokasi sesama anak farmasi terbilang tinggi
52. Anak farmasi gemar menggunakan waktu tunggu ekstraksi untuk ngerumpi bin curcol
53. Atau waktu tunggu evaporasi
54. Atau waktu tunggu sintesis senyawa
55. Anak farmasi kalau cuci piring pasti bersih karena biasa cuci-cuci alat-alat gelas
56. Anak farmasi pernah ditanya “obat merk X ini gunanya buat apa?” sama keluarga atau tetangga atau mertua
57. Padahal di Indonesia saja ada ribuan merk obat, makanya anak farmasi sering merasa sebagai MIMS berjalan
58. Anak farmasi cewek biasanya rajin mencatat
59. Anak farmasi cowok jarang mencatat
60. Ada anak farmasi cewek yang nggak pernah berani pegang mencit, tapi nilai praktikum farmakologinya A
61. Ada anak farmasi cowok yang doyan pegang mencit tapi nilai praktikum farmakologinya C
62. Anak farmasi nggak berani nyuntik orang
63. Soalnya diajarinnya nyuntik mencit
64. Atau kelinci
65. Atau nyuntik sampel HPLC
66. Anak farmasi kayaknya kebal dibius kloroform, saking terbiasanya di lab Farmakognosi dengan segala solvent aneh-anehnya
67. Selalu ada anak farmasi IP Cum Laude yang pura-pura nggak bisa ngerjain ujian
68. Atau pura-pura memuji si bodoh yang masih saja belajar 5 menit sebelum ujian dimulai, “Ih, kamu rajin ya!”
69. Selalu ada anak farmasi yang kinerjanya mengecewakan dalam bikin tugas kelompok
70. Karena kepepet waktu, terkadang anak farmasi melakukan replikasi data secara fiktif
71. Atau menghitung ukuran partikel dalam praktikum mikromeritik sesuai wangsit yang diterima
72. Anak farmasi kagum pada hasil sediaan obat pertama yang dibuatnya, seburuk apapun bentuknya
73. Kekurangan cowok menyebabkan anak farmasi cewek dapat melakukan kegiatan berat seperti membuat kandang kelinci
74. Atau angkut jerigen aquades
75. Atau mencukur bulu kelinci
76. Anak farmasi yang cowok, sudah terbiasa dengan gerombolan rumpi anak farmasi cewek dengan modus ‘pembahasan hasil praktikum’
77. Anak farmasi yang skripsinya di lab, pernah nginap di lab
78. Atau setidaknya pulang malam
79. Atau pulang pagi
80. Dan masuk pada hari libur
81. Anak farmasi termasuk yang paling tinggi passing grade-nya di kampus
82. Waktu tunggu anak farmasi kalau sudah lulus hanya 0-3 bulan saja
83. Anak farmasi minat industri suka bingung kalau ditanya soal klinis
84. Anak farmasi minat klinis juga bingung kalau ditanya soal industri
85. Anak farmasi cowok umumnya bingung kalau ditanya apapun
86. Selalu ada anak farmasi yang keluar sesudah melewati tahun pertama
87. Karena kebanyakan cewek, anak farmasi umumnya menikah 0-3 tahun sesudah lulus kuliah
88. 99,9% anak farmasi yang bergelar S. Farm, pernah memelesetkan (calon) gelarnya sendiri menjadi Sarjana Pertanian atau Perkebunan
89. Anak farmasi pernah membedah mencit atau tikus bunting, untuk percobaan toksikologi teratogenik
90. Penulis buku “Oom Alfa” adalah anak farmasi #faktapenting2014
91. Anak farmasi pintar ngeles kalau disuruh minum obat
92. Tapi paling jago kalau nyuruh orang minum obat
93. Anak farmasi minat industri yang cewek sebagian ogah kerja di pabrik karena nggak bisa dandan
94. Referensi paling umum bagi setiap laporan praktikum adalah laporan kakak kelas
95. Selalu ada anak farmasi yang kerja di bank
96. Selalu ada anak farmasi yang masuk farmasi karena Bokap-Nyokapnya juga lulusan farmasi
97. Anak farmasi juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati!